
Nama Evan Dimas, mantan kapten Tim Nasional Indonesia U-19 yang begitu fenomenal, belakangan ini kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena aksi-aksinya di lapangan hijau, melainkan perubahan signifikan pada postur tubuhnya yang kini terlihat lebih ramping. Penampilan barunya ini sontak memicu beragam spekulasi di kalangan penggemar dan warganet, membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai kondisi terkini sang gelandang.
Namun, di tengah hiruk pikuk asumsi tersebut, terungkaplah fakta-fakta yang menenangkan sekaligus menjelaskan mengapa fisik Evan Dimas kini jauh berbeda dari citranya yang perkasa saat masih aktif berkompetisi di level tertinggi. Salah satu kabar paling penting adalah kondisi kesehatannya yang prima. Terlepas dari tampilan yang lebih kurus, Evan Dimas dilaporkan dalam keadaan sehat walafiat, menepis kekhawatiran sebagian pihak mengenai kemungkinan masalah kesehatan yang dideritanya.
Perubahan bentuk tubuh ini, menurut pengakuan Evan Dimas sendiri, tidak lepas dari adaptasi gaya hidup barunya. Ia mengungkapkan bahwa intensitas latihan yang rutin, terutama sesi kebugaran di pusat kebugaran, kini tidak lagi menjadi bagian dari rutinitas hariannya. Hal ini sangat kontras dengan masa-masa kejayaannya sebagai pesepak bola profesional, di mana program latihan fisik yang ketat adalah sebuah keniscayaan.
Fokus utama Evan Dimas saat ini telah beralih ke dunia pembinaan. Pria kelahiran Surabaya ini diketahui tengah mengabdikan dirinya sebagai pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati yang berlokasi di Tulungagung. Peran barunya sebagai pengajar muda ini otomatis mengubah prioritas dan jadwal hariannya, membuat alokasi waktu untuk menjaga kebugaran fisik ala atlet profesional menjadi terbatas. Dedikasi terhadap pengembangan bibit-bibit muda sepak bola Indonesia kini menjadi panggilan barunya, menggantikan gemerlap kompetisi profesional.
Menilik kembali jejak kariernya, Evan Dimas memang memiliki rekam jejak yang mengesankan. Namanya melambung tinggi saat ia memimpin timnas U-19 meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada tahun 2013. Momen tersebut menjadi tonggak sejarah bagi sepak bola Indonesia dan menjadikan Evan Dimas sebagai idola baru. Kecerdasannya di lini tengah, visi bermain, serta kepemimpinannya di lapangan membuatnya digadang-gadang sebagai salah satu talenta terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Perjalanan kariernya kemudian berlanjut ke berbagai klub papan atas Tanah Air, menambah deretan pengalaman dan prestasinya.
Adapun klub terakhir yang diperkuat Evan Dimas sebelum fokus pada peran pelatih adalah Persik Kediri. Kontraknya dengan klub berjuluk Macan Putih itu diketahui telah berakhir pada bulan Januari 2025. Dengan demikian, transisi dari pemain aktif menjadi pelatih pembinaan tampak menjadi pilihan yang disadari dan diambil secara matang oleh Evan Dimas, menandai babak baru dalam perjalanan kariernya di dunia sepak bola.